Pengen nulis. Banget. Pengen cerita banyak. Pengen nge-post. Pengen ngisi tumblr. Pengen bikin cerpen, cerbung, atau novel sekalian. Tapi ntah kapan. Sekalinya ketemu weekend cucian numpuk, setrikaan menggunung, kamar kayak kapal pecah, buku banyak yang belum dibaca, tontonan bagus-bagus, belum lagi kalau harus menjalankan tugas sebagai pacar yang baik, kakak yang baik, adik yang baik, anak yang baik, teman yang baik, tante yang baik. Eh, gak kerasa udah hari senin lagi, batal deh menuangkan ide-ide yang udah numpuk di kepala. Kadang-kadang bisa nge-post kalau lagi di kantor, itu juga kalau kerjaan lagi gak numpuk di meja (which is jarang banget).
Yah sekedar brief news, saat ini Liga-liga Eropa libur :'(, kalau pulang kerja capek biasanya tetap excited karena midweek atau weekend ada pertandingan sepakbola. Sekarang kalau capek ya capek aja gak ada obatnya.. huhu.. Penawar lelah buat aku cuma ada 2: Sepakbola dan Anak Kecil. Tapi ketemu Ibas udah jarang. Kadang-kadang kalau lagi beruntung bisa ketemu anaknya temen2 kantor, tapi gak cukup :'( (maybe i need to have one :P).
Yang jelas aku baru menemukan lagi pelajaran hidup. Bahwa di dunia kerja sangat sulit mencari sahabat sejati. Batas antara kawan dan lawan remang-remang. Boleh berteman tapi jangan berharap mereka selalu ada, selalu mendukung, selalu menginginkan yang terbaik untukmu. Kembali lah ke sahabat-sahabatmu di luar lingkungan kerja. Sahabat-sahabat yang sudah ada sejak lama. Yang ada di masa-masa paling sulit hidupmu dan tentu ada juga di saat-saat bahagiamu. Mereka itu sahabatmu, bukan orang-orang yang kamu temui setiap hari.
Orang-orang itu, yang 8 to 5 bersamamu, walaupun gak semuanya berniat jahat tapi lingkungan, situasi, dan kondisi yang membuat setiap individu harus berusaha sendiri menjaga dirinya baik-baik kalau mau survive di dunia kerja. Haha.. terdengar menakut-nakuti ya? Tapi itu terjadi, so hati-hati..
6 bulan yang lalu aku berpikir bahwa hubungan interpersonal itu bisa dipercaya. Tahap berkenalan-bertegur sapa-saling gali informasi-saling curhat-merasa dekat-saling dukung akhirnya akan lives happily ever after. Ternyata tidak, di dalamnya gak ada faith, gak ada believe, gak ada love. Butuh banyak hal disamping pertemuan setiap hari untuk membuat dua orang individu saling mengenal dan mempercayai.
Sekarang aku gak mau banyak berharap, aku akan nice sama semua orang. Aku akan bantu kalau mereka butuh pertolongan tapi aku gak mengharapkan persahabatan, itu too much to ask. Keluargaku dan teman-teman sejatiku, mereka lebih butuh perhatian dan kasih sayangku. :))
May I leave some comments?
ReplyDeleteFinally, something in Indonesia.. Hahaha
Yah, gitulah dunia kerja Chy, trust ur self, bukan orang laen.. Kejam emang kedengarannya, tapi, klo mau survive, mau ga mau kita harus jadi pribadi yang individualistis dalam dunia kerja..
Pertama mau hebohh dulu ah, Kak Diaaaaaaaaasssssssss, how are you?!!
ReplyDeleteKedua aku mau protes, beberapa post sebelum ini ada kok yang in Bahasa :P
Ketiga iya banget kak, baru terbuka mata setelah masuk dunia kerja. Harus hati2 banyak ranjau dimana-mana.. hehe